Jumat, 26 Februari 2016

Fire Alarm System

Fire Alarm System

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan (Wikipedia)
Fire alarm ; Sistem yg telah terintegrasi , di-desain, diinstal, guna mendeteksi adanya kebakaran, memberi peringatan, dan ditindaklanjuti (manual/otomatis) yg terhubung oleh sistem deteksi.

System fire alarm :
1. Non addressable system (Konvesional)
Sinyal potensi kebakaran diterima oleh Master Control Panel Alarm | (MCFA) dari semua detector.
(Available untuk lingkup area yg kecil, pertokoan, ruko atau ruang2).

2. Semi Addresable system
Sistem pengelompokan, zone, area, based on area pengawasan.
Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya  berdasarkan zone yg mengumpannya.
3. Full addressable system
Semua detector dn alat pemberi masukan mempunyai alamat yg sepesifik, sehingga pemadaman langsung ke titik fire.

Jenis fire detector :
1. Nyala (Flame detector)
Sample ; Ulta violet ( sensisitif terhadap cahaya api yg kebiruan)
- Biasanya untuk melindungi area terbakar yg mengeluarkan sinar cahaya putih kebiruan (alcohol, natrium, dll)
infra red (senisitif trhdp cahaya nyala api)
- terinstal di ruangan besar, gudang/logistic material mudah terbakar, dll

2. Panas (Heat detector)
Fixed temp.
- Peka terhadap panas dgn suhu yg ditentukan (60, 70, 80 derajat cel, dst)
Terinstal diruangan agak panas ; ruang mesin, generator listrik, dsb.

3. Asap (Smoke detector)
      Ion
- Detector yg dilengkapi dgn radio aktif diberi muatan listrik memancarkan ion + dan ion – , dgn muatan seimbang
Biasanya terpasang di area office, area terlarang untuk merokok, dll
- photo electric
detector yang dilengkapi dengan pemancar cahaya infra merah dan penerima cahaya infra merah , jika pada suatu area memancarkan asap yg mengurangi nilai cahaya yg ditangkap oleh detector maka alat ini akan bekerja.
Biasanya terpasang di area gudang, atau suatu tempat dgn kadar asap yg ringan.

(Ringkasan dari berbagai sumber)

Thanks,
Dede K.
25/2/2016

Scafollding / Perancah

Scafollding / perancah

Definisi :

Bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran  (Permenaker No. 1 th. 1980 ps.1 point a)

Jenis scaffolding :
1. Perancah Frame (Scaffolding Frame)
2. Perancah tiang pipa (Single Pipe Scaffolding)
3. Perancah beroda (Movable Scaffolding)

Istilah dalam scaffolding

1. Acces platform/Cat walk : Lantai kerja yang digunakan sebagai jalur masuk personil dan material ke atau dari lantai kerja
2. Adjustable base plate : Pondasi pada landasan yang dilengkapi dengan penyetel .
3. Frame scaffolding : Rangka scaffolding yang dibuat secara fabrikasi termasuk rangka penyilang dan perlengkapannya.
4. Midlerail : Rel bagian tengah scaffolding agar pekerja tidak jatuh waktu bekerja    sambil duduk.
5. Guard rail/ Hand Rail : Rel pengaman pekerja dan juga sebagai tempat mencantolkan safety belt, agar pekerja lebih aman.
6. Joint pin : Pasak penyambung dua buah pipa yang terpasang pada ujung pipa.
7. Moveble scaffolding : Scaffolding yang berdiri sendiri dan dapat berpindah dan dilengkapi roda pada bagian bawah tiang.
8. Warning sign: Rambu Keselamatan yang di pasang
9. Responsible Tagging : Label yang mencantumkan orang bertanggung jawab terhadap Scaffolding.
10. Swivel Clamp : Penyambung /clamp gerak  untuk pengikat pipa / Frame
11. Fix Clamp : Penyambung /clamp kaku untuk mengikat pipa / Frame
12. Sole plate : Lapisan yang digunakan untuk mendistribusikan berat beban melalui plat landasan tanah atau struktur lain.
13. Standart/main Frame : Rangka tegak berfungsi sebagai penguat struktur.
14. Cross brace : rangka menyilang tegak yang dipasang berbentuk sudut pada bangunan atau struktur tetap.
15. Bay : Luas bidang mendatar dibatasi oleh 4 buah standar yang saling berdekatan.
16. Toe Board : Dinding pengaman kaki dan  menjaga mateial dilantai kerja tidak jatuh
17. Stairs Ladder : Tangga Diagonal yang mempunyai lantai ( Walk step plate ) yang terpasang dalam Kontruksi Scaffolding.
18. Additional vertical pipe : Pipa penguat sambung frame
19. Additional Horizontal pipe : Pipa penguat frame yang  dipasang di bagian bawah dekat roda atau adjustable jack base
20. Diagonal support pipe : Pipa penunjang scaffolding untuk menjaga scaffolding tidak roboh
21. Arm lock : Plate pengunci Sambungan antara frame
22. Custer : Roda scaffolding
23. Scaffold Inspector : Orang yang mempunyai kewenangan memeriksa Scaffolding.


(Ringkasan dari berbagai sumber)

Referensi  : 
1. UU No. 1 Th. 1970 – Keselamatan kerja
2. Permenaker No. 1 th. 1980 – K3 pada konstruksi bangungan
3. ANSI/ASSE A10.8-2011 Scaffolding Safety Requirements

Thanks,
(Dede)26/2/2016

Senin, 28 Desember 2015

Tips Safety Rafting

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..

Hallo, bagaimana kabar pembaca? Smga kita selalu dalam keadaan sehat dan selalu dilindungi oleh Allah SWT. amin

Kali ini saya ini membagi Tips hasil sharing dari olahraga air yg memacu Andrenalin, yaitu Rafting.

ada beberapa Tips yg akan kita bagi kan, yaitu:

Yg penting dlm Safety Rafting ;
poin yang paling utama adalah Berdoa dan tetap rendah hati (tidak sombong)..

1. Perhatikan baik2 safety talk/ induction dari pemandu/ guide.
2. Memahami teknik berenang.
3. Pake Life Jacket/ Personal Floting device.
4. Bisa memggunakan Paddle/ dayung dg baik.
5. Tetat terjaga pegangan kuat di boat.
6. pakailah helm khusus rafting, dilarang keras pakai helm full face 😂
7. Gunakan lah sepatu Rafting, agar tidak licin saat naik ke boat.
8. bila track berjarak cukup jauh, sediakan pos khusus untuk beristirahat menyesuaikan jarak dn medan/ tingkat jeram
9. sediakan tali emmergency sepanjang ±20m untuk menarik apabila ada peserta jatuh tercebur
10. pastikan peserta rafting tidak memiliki penyakit yg berbahaya bila di air, misal: epilepsi, ngantukan 😂, atau mudah pingsan.
11. Untuk throw line atau emergency line diusahakan pelajari khusus sblm mengarung.. karena tdk sembaranh melempar. 
12. Life jacket/ pelampung usahakan yg pas dengan body Dan ada pelindung leher atau bantalan kepala dikarenakan ketika kita terbawa atau sungai. Bagian kepala dan leher nenjadi bagian yg riskan. 
13. Untuk sepatu biasanya ada sepatu khusus rafting yg tdk licin ketika menginjak di lantai perahu atau batu.
14. Dan selalu waspada ketika mengarung. Selalu dengarkan instruksi skipper atau pemandu arah yg posisinya dibelakang perahu. Mereka akan berikan aba2. 
Dan salah satunya aba2 menduduk atau biasanya istilah rafting boom.. dimana peserta akan menduduk kan kepala serta badan kedlm perahu dikarenakan ada penghalang contoh batang pohon, etc.
14. Jika ada teman yang terjatuh, usahakan cara menolong yang baik dan benar agar terhindar dari cidera. misal cara menarik teman yang tercebur, dengan cara menarik Life Jaket (pelampung) pada bagian pundak. jangan sekali2 menarik bagian tangan atau dari ketiak karena akan menimbulkan cidera.
15. kompak dan selalu menjalin berkomunikasi yg baik dengan teman. 


Sekian..
Dan semoga bermanfaat.

Wassalam

Key Performence Measure atau KPM / KPI

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh..

Semoga Kita semua selalu dalam lindungan Allah swt.

Key Performance Measure atau Indicator atau KPM / KPI memiliki arti yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Tanpa Key Performance Indicator, perusahaan harus mengawang-awang mengenai prestasi kinerja karyawannya. Padahal, tanpa karyawan yang bisa bekerja dengan baik, maka perusahaan tersebut tidak akan bisa berjalan dengan baik. Tanpa keuntungan yang besar, perusahaan tersebut bisa kolaps seiring berjalannya waktu atau stagnan menjadi usaha yang berskala kecil.

Contoh KPI untuk safety health and environment, khususnya untuk bidang health dan safety biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:

Kalo sesuai pengalaman dulu (HSE Jadul)
KPM ; Key Performace Measure - untuk evaluasi performance di akhir thn. a.l. ;
Desc.   Target,   actual

1. Fatal Cases
2. LTI
3. MTI
4. Minor accd
5. Traff. Accd.
6. Enviro. Incident cases, Volume Spill. 
7. Safety training...
8. HSE Promotion/ Campaign/ Safety Kick
9. Green house Gases
10. No. Of HSE Audit .
11. Safety Map.
12. Sick Leave
13. Hospitalization, occup. Dease
14. Solid  Waste 
15. Control n corrective Action (done etc.)
16. Impl. ERT.
17. Total cost from Capex. yg sudah dilaksanakan
18. Work Simplification project...

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca.
Mudah2an ada manfaatnya
Wassalam

Sabtu, 19 Desember 2015

Pencegahan Kebakaran Pada Belt Conveyor

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..

Hallo sahabat HSE..
Dipost sebelumnya kita sdh share mengenai penyebab kebakaran pada Belt Conveyor. Untuk itu sekarang kita bahas tentang pencegahan kebakaran pada Belt Conveyor.
.
Conv. Belt Fire Prevention ;

1. Belt conveyor dilapisi fire resistance conv. Belt menggunakan Fire Retardant cover ( foam) sbg fire Resistant grade

2. Memasang water mist/spray, dibawah conv belt. Saat belt kering watmist On.

3. Memasang Electrostatic brush dipermukaam Belt,

4. Memasang grounding cable pada conv. Belt.

5. Memasang Roller Foam yg basah dibagian bawah shg belt selalu lembab (bila perlu)

6. PM. Membersihkan permukaan Belt yg kotor.

7. Memasang Sprinkler system atau water mist

Demikianlah just infonya mudah2an ada manfaatnya

Sumber : Sugiri

Wassalaa'lam

Kenapa Conveyor Belt Mudah Terbakar ?

Assalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh..
Kali ini kita mengupas sekitar kebakaran conveyor belt / belt conveyor.

Kenapa Conveyor Belt mudah terbakar ..sbb

1. Material Conv. Belt yg terbuat dari, Rubber. Leather, Canvas, dan roundbelt adalah memiliki.sifat Hi Risk yg bisa mudah terbakar dan menyebar api dg cepat.

2. Mayoritas kebakaran krn maintenance belt kurang bagus.

3. Conv. Belt sangat kering dan permukaan dilapisi debu (dust wood, paper, pulp, coal) dan material yg mudah terbakar lainnya spt.
4. System machinery conveyor belt tidak di Grounded, shg saat timbul gesekan maka meng Create Static electricity dan timbul percikan ignite gas and dust secara continue shg conv. belt Fire..

5. Adanya mechanical Failure, (roller bearing. Sleeve roll, drive, support center belt, and frame finish dll) sehingga menimbulkan Heat/ percikan api. Dan atau burn out Motor drive belt.

6. Menggunakan grease pelumas  kualitas rendah, saat ada gesekan tbl panas maka grease terbakar.

Demikianlah just infonya mudah2an ada manfaatnya.

Sumber : Sugiri

Wassalam.

Prinsip Kerja dan Komponen Utama Belt Conveyor

Prinsip kerja
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak. Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.
Komponen-komponen utama alat
1. Drive system
Bagian penggerak head pulley dengan menggunakan motor listrik yang diteruskan ke gear reducer dengan coupling diteruskan kembali ke head pulley. Kelangkapan alat ini ada yang dipasangi holdback / back stop untuk mencegah belt mundur saat berhenti ketika ada muatan, ini digunakan pada belt conveyor yang menanjak. Pada bagian bawah head pulley biasanya dilengkapi dengan pembersih / belt cleaner, fungsinya untuk membersihkan material yang menempel pada belt setelah material dituangkan.
2. Conveying component
Komponen utama dari alat ini adalah head pulley, tail pulley, take up pulley, idler roller dan rubber belt. Head pulley berguna untuk menarik belt, sedang tail pulley untuk memutar balik belt dan take up pulley sebagai beban tetap yang menjaga ketegangan pulley agar didapat friksi yang cukup sehingga tidak slip. Untuk idler terdiri dari carry roller, return roller dan training roller. Carry roller untuk menahan material transport di sisi atas sedang return roller untuk menahan belt yang kembali dari head pulley dan training roller berfungsi sebagai self alignment roller yang bertujuan agar belt tetap berada di tengah lintasannya.

Rubber belt adalah komponen utama untuk membawa material , dimana kekuatannya tergantung kepada kapasitas material yang ditransportnya. Rubber belt terbuat dari karet yang direinforcment (diperkuat) oleh carcas, yaitu rajutan dari benang nilon atau lainnya yang sangat kuat, sedang  untuk belt dengan lintasan yang cukup jauh dibutuhkan belt dengan kekuatan tarik yang cukup besar, sehingga belt ini di reinforcment dengan anyaman kawat baja / steel cord. Rubber belt ini dibuat dengan panjang tertentu, sehingga diperlukan sambungan, baik dengan sistem mechanical atau pun vulcanized (dingin atau pemanasan).
Secara umum persyaratan belt adalah sebagai berikut :
–          Tahan beban tarik
–          Tahan beban kejut
–          Perpanjangan spesifik yang rendah
–          Fleksibel
–          Tidak menyerap air
Belt terdiri dari beberapa lapis :
–          top cover (rubber)
–          Breaker ply (pelindung carcass)
–          Fabrik Carcass (canvas/ply)
–          Bottom cover